Cegah Longsor dan Banjir, Pemkab Madiun Tanam 6.000 Bibit Pohon di Lereng Wilis
Jatimnews.info || Madiun – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun memperkuat upaya mitigasi bencana dan konservasi lingkungan dengan menanam 6.000 bibit pohon di kawasan hulu lereng Gunung Wilis. Aksi ini merupakan bagian dari Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan mendukung Program Ketahanan Lingkungan Berkelanjutan.
Kegiatan penanaman ini dipusatkan di tiga kecamatan wilayah hulu yang menjadi daerah resapan air penting bagi ekologi Madiun, yaitu Kecamatan Gemarang, Kare, dan Dagangan.
Konservasi Kunci Penyangga Ekosistem
Wakil Bupati (Wabup) Madiun, Purnomo Hadi, menekankan bahwa penanaman pohon di wilayah hulu adalah langkah strategis untuk menjaga kualitas lingkungan dan mencegah bencana.
"Kawasan hulu di lereng Wilis ini harus dijaga karena berperan besar dalam menopang ekosistem dan mencegah bencana seperti banjir bandang dan tanah longsor," ujar Purnomo Hadi saat apel penanaman pohon di Desa Padas, Kecamatan Dagangan, pada Rabu (10/12/2025).
Menurut Wabup, keberadaan tegakan pohon di lereng Gunung Wilis memiliki pengaruh langsung terhadap keberlanjutan sumber mata air dan efektifitas mitigasi bencana. Ia juga menargetkan pembentukan budaya hijau di masyarakat, penguatan ketahanan ekologi, dan penciptaan warisan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, imbuhnya.
Fokus pada Lahan Kritis dan Sumber Mata Air
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Madiun, Muhamad Zahrowi, AP, menjelaskan bahwa total 6.000 bibit ditanam secara serentak. Penanaman difokuskan pada titik-titik krusial, seperti area sumber mata air, lahan kritis, dan sempadan sungai, terangnya.
Jenis-jenis pohon yang dipilih adalah yang memiliki kemampuan tinggi dalam konservasi air dan penguatan ekosistem.
Jenis Bibit Pohon
Fungsi Konservasi
Durian, Alpukat, Mangga
Tanaman buah yang juga berfungsi sebagai penahan air.
Aren, Pule, Trembesi
Jenis pohon yang kuat menyimpan air dan memperkuat konservasi lahan.
Total Bibit 6.000:
“Jenis pohon yang kami tanam adalah jenis-jenis yang mampu menyimpan air dan menjaga ekosistem. Avokad cocok untuk topografi pegunungan, sementara aren, pule, trembesi, dan durian memperkuat konservasi,” terang Zahrowi.
Zahrowi menambahkan, keberhasilan konservasi tidak hanya diukur dari jumlah bibit, tetapi dari kemampuan tanaman hidup dan tumbuh. DLH berharap masyarakat dapat ikut menjaga pohon-pohon ini agar berkembang optimal.
Target Program Konservasi Berkelanjutan:
Aksi penanaman pohon ini melibatkan kolaborasi unsur Pentahelix, yang terdiri dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media. Wabup menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi dasar penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Untuk kedepannya, Pemkab Madiun menargetkan aksi konservasi ini dilakukan secara berkelanjutan dengan pola tiga kecamatan per tahun. Dengan skema ini, diharapkan seluruh 15 kecamatan di Kabupaten Madiun dapat tersentuh program konservasi dalam kurun waktu empat hingga lima tahun ke depan, pungkasnya.
Pewarta: Sukini
Reporter: Candra
Lay Out: Lisya Wulan
Editor: Harijono



Posting Komentar