Geruduk Kantor Lurah Kenduruan Warga Tuntut Transparansi Anggaran Proyek Sumur Bor PAM Milik Desa
Kami, warga Dusun Mengeng, menuntut transparansi total atas semua anggaran yang dialokasikan untuk sumur bor dan fasilitas PDAM di dusun kami
Jatimnews.info || Pasuruan – Ada yang tidak biasa di Kelurahan Kenduruan pada Jumat siang 10 Oktober 2025, warga dari Dusun Mengeng, Kelurahan Kenduruan, secara massal mendatangi kantor kelurahan guna meluapkan rasa kecewa yang selama ini terpendam. Puncak dari kekecewaan mereka adalah terhadap krisis air bersih yang telah berlangsung selama kurang lebih empat hari.
Air bersih adalah kebutuhan pokok warga, namun entah apa masalahnya hingga aktivitas PAM milik desa sudah terhenti selama 4 hari aktivitas wargapun terhenti total hal inilah yg menjadi pemicu aksi demonstrasi.
Bu Lurah sebagai orang nomor satu yang harusnya menjadi garda depan malah terkesan cuek bahkan menghilang. Ketika warga datang beliau selalu tidak berada ditempat baik itu di kantor maupun dirumah. Alasan klasik yang terkesan melakukan pembiaran terhadap keresahan warganya.
Alih alih memberikan solusi harapan tersebut sirna. Saat warga coba menghubungi beliau via WhatsApp juga tidak dapat terhubung. Emosi warga sudah tak terkendali membuat mereka berbondong-bondong ke kantor kelurahan. Namun sang Lurah tetap mangkir seperti sebelumya.
"Kami sangat kecewa dengan kinerja Ibu Lurah. Di saat kami mengalami kesulitan besar seperti ini, beliau seolah tidak peduli dan tidak pernah ada di kantor untuk melayani warganya. Ini bukan kejadian pertama kali," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kepedulian malah muncul dari Camat Sukorejo, beliau hadir menjadi penengah hingga demonstrasi berjalan aman dan terkendali. Bapak camat menjembatani warga beserta keluh kesahnya walupun belum mendapatkan jawaban yang melegakan.
"Inisiatif lain juga muncul dari Kapolsek yang langsung mendatangkan tanki air dari Pandaan untuk membantu warga yang benar-benar membutuhkan air bersih."
Terkesan bertele tele keterangan dari Bu lurah belum bisa diterima sepenuhnya, warga yakin ada permainan cantik Bu Lurah pada kejadian ini, terbukti beliau hilang saat akan ditemui warga. Namun saat Bapak Camat Sukorejo mencoba menghubungi Ibu Lurah melalui telepon, dan panggilan tersebut langsung direspons. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di benak warga mengenai standar pelayanan dan prioritas Ibu Lurah mereka.
Warga frustasi dan makin menambah curiga adanya ketidakberesan dalam pengelolaan dana tersebut. Mereka merasa bahwa janji-janji manis yang pernah dilontarkan oleh Ibu Lurah terkait perbaikan fasilitas air bersih tidak pernah terealisasi secara maksimal.
"Kami, warga Dusun Mengeng, menuntut transparansi total atas semua anggaran yang dialokasikan untuk sumur bor dan fasilitas PDAM di dusun kami. Jangan sampai ada praktik 'kongkalikong' atau penyelewengan dana. Kami lelah terus-menerus dibohongi. Anggaran yang seharusnya untuk kesejahteraan warga di berbagai dusun di Kenduruan ini seolah tidak pernah sampai sepenuhnya," tegas Mas Yusuf di hadapan para pejabat.
Menurut warga Ibu Lurah tidak hanya gagal dalam merespons krisis, tetapi juga gagal dalam memenuhi amanah untuk mengelola anggaran desa secara adil dan transparan. Warga sudah pro aktif membayar iuran tiap bulan dari 50 -150 RB, namun hanya kecewa yang didapat. Sikapnya yang dianggap sulit disentuh dan seakan "kebal hukum" telah mengikis kepercayaan publik hingga ke titik terendah.
Lucunya lagi sang suami yang merupakan mantan kades malah ikut bersuara membela, dengan lantang beliau memaparkan beberapa alasan yang menurut warga tidak masuk di akal. Ini bukan dinasti maka biarkan warga memperoleh keadilan, jangan mentang-mentang berkuasa malah bisa seenaknya.
Kini, warga Dusun Mengeng berharap intervensi dari Camat Sukorejo dapat menjadi pintu masuk untuk audit dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja serta pengelolaan anggaran di Kelurahan Kenduruan, demi pelayanan publik yang lebih baik dan pemerintahan desa yang bersih dari praktik korupsi.
Pewarta: Bang Jay
Editor: Harijono
Posting Komentar